"Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan." { Wahyu 4:11}

Tuesday, August 23, 2011

Pandangan Akal Manusia Dalam Kristen (1)

Roma 11:33 O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya

TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. Kejadian 2:7. Werner Gitt mengutarakan bahwa ada tiga konsep tentang struktur manusia. Kosep itu adalah :
  1. Monisme / Materialistik dengan pemikiran materialisme, behaviourisme dan evolusionisme dengan fokus dibatasi "jasad" semata.
  2. Dualisme / Interasi dengan pemikiran dari antara lain: Wilder Penfield, Karl Poper dan John C Eccles dengan fokus akal dan tubuh dan akal dimasukkan bagian dalam jiwa dalam konsep Trialisme. Dualisme dianggap batas kajian penelitian ilmiah.
  3. Trialisme adalah pandangan Alkitab yang memandang manusia dijadikan terdiri dari tubuh, jiwa dan roh.
Alkitab memandang akal adalah bagian dari jiwa dimana akal adalah bagian dari kerja otak yang multi komplek. Akal manusia membuat manusia memdapat mandat dari TUHAN untuk menguasai, memelihara dan mengelola bumi dan isinya termasuk ruang angkasa. Karena manusia diciptakan dengan otak yang menurut Robert Ornstein  dan Richard F Thomson dalam kapasitasnya sebagai guru besar adalah struktur fisik yang paling rumit di alam semesta. (The Amazing Brain, Houghton Miffin Compant, Buston)
Ruang gerak dunia pengetahuan dibatasi dengan konsep dualime.
Menurut Eccles antara otak dan akal sangat erat. Otak adalah materi yang memiliki kemampuan menerima informasi eksternal melalui panca indra sedangkan akal yang di dalamnya sang"aku", hakikat diri, jiwa dan kehendak. Melalui otak maka segala sesuatu yang berasal dari luar yang ditangkap oleh alat pengindraan menjadi indra dalam yang diantanya berupa pikiran, perasaan, kenangan, mimpi, khayalan, niat dll yang mendorong kepada : pengetahuan, strategi, konsep, gagasan/ide, rencana, evaluasi, sistemaasi, sandi, tujuan dll.

 menurut Aristoteles, manusia [yang sehat menguasai ilmu, seni, olahraga] seharusnya juga mempunyai ethoslogos, dan pathos. Artinya, ia memperlihatkan kualitas dan kapasitas yang menyangkut,
  • ethos, merupakan karakter moral yang baik dan diterima oleh siapapun, ia mampu melakukan pendekatan dengan melalui cara-cara atau perilaku hidupnya yang baik dan bermartabat
  • pathos, kemampuan membuka jalan untuk orang lain; mampu menyentuh perasaan dan emosi seseorang melalui teladan hidup dan kehidupan
  • logos, kemampuan mengukapkan kata-kata yang mampu meyakinkan orang lain, sehingga mereka mendapat pengetahuan baru ataupun berkembang secara intelektual dan kecerdasannya
Dualisme menghasilkan aneka konsep humanis yang dapat mengangkat derajat manusia sebagai makhluk mulia namun terbatas dalam konsep manusia dan menjadikan akal dan usaha manusia menjadi dasar mutlak keberhasilan sehingga sulit menerima konsep kejatuhan manusia dalam dosa mempergaruhi segala aspek manusia dan membuat karya penyelamatan yang seharusnya menjadi dasar aneka keberhasilan manusia terabaikan sebab hanya dalam konsep Trialisme saja menjadikan manusia dapat menerima dengan lebih mudah dalam hikmat yang diberikan Tuhan tentang keselamatan abadi karena penebusan manusia dari lembah dosa.
Akal budi manusia karena memahami hal yang baik dan jahat namun kecenderungan manusia tidak dapat konsisten dalam hal yang baik. Banyak konflik kepentingan dan hasrat sehingga realita dengan pengertiannya, akal manusia berusaha membenarkan tindakannya dan menghakimi sesama. Hanya lewat kelahiran baru dan menciptaan baru dalam Kristus dengan memandang perkara yang di atas dimana Kristus berada maka akan peroleh anugerah dan karyanya yang memperbaharui dan memulihkan pengertian, akal budi manusia bersatu kembali dengan Sang Pencipta.
Konsep akal manusia tidak akan memahami keputusan keputusan-Nya, DIA Pencipta terlebih jalan-jalan-Nya. Dualisme menempatkan manusia sebagai subyek dan obyek dari aneka pemikiran yang dikembangkan karena hanya melalui dilahirkan kembali yang membangkitkan roh hidup bersama DIA maka Dia menuntun dan menganugrahi kemampuan untuk menyadari segala sesuatu yang terjadi semata-mata anugerahNya karena kemurahan-Nya bukan karena perbuatan baik dan jasa-jasa kita. Hadirnya Roh Allah akan membuat akal budi kita alami perubahan dan menempatkan Kristus sebagai sumber dari segala hikmat dan pengertian.

sumber: weruah.wordpress.com

No comments:

Post a Comment