"Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan." { Wahyu 4:11}

Sunday, February 12, 2012

Teka Teki Dalam Pengajaran Yesus


Markus 2:9-10 (9) Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan?(10) Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” — berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu –// Çfarë është më lehtë: t’i thuash të paralizuarit: “Mëkatet e tua të janë falur”, apo t’i thuash: “Çohu, merre vigun tënd dhe ec”? (10) Dhe tani, që ta dini se Biri i njeriut ka pushtet të falë mëkatët mbi dhe,// τί ἐστιν εὐκοπώτερον εἰπεῖν τῷ παραλυτικῷ· ἀφίενταί σου αἱ ἁμαρτίαι, ἢ εἰπεῖν· ἐγείρου / ἔγειρε καὶ ἆρον τὸν κράβαττόν σου καὶ περιπάτει; (10) ἵνα δὲ εἰδῆτε ὅτι ἐξουσίαν ἔχει ὁ υἱὸς τοῦ ἀνθρώπου ἀφιέναι ἁμαρτίας ἐπὶ τῆς γῆς- λέγει τῷ παραλυτικῷ·
Tuhan Yesus saat mengajar sering kali melemparkan pertanyaan teka teki, pilihan berganda dll dalam mengungkapkan kebenaran yang DIA ajarkan kepada pendegar-Nya. Yesus oleh sebagian orang saat itu dianggap Mesias sehingga di datangkan banyak orang sakit termasuk orang lumpuh. Saat hendak menyembuhkan orang sakit Yesus Kristus mengajukan pertanyaan “Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan?” Dalam pengajaran Yahudi tidak ada konsep pengajaran bahwa Mesias berkuasa mengampuni dosa meski Mesias diyakini sejumlah orang Juruselamat. Melalui pengajaran yang berbentuk teka teki mengajarkan bahwa Dia adalah Tuhan dan atau sehakekat dengan Allah.
Dalam Misynah (Aboth 5.15) tersirat bahwa pendidikan Yahudi tidaklah sekedar menghafal jawaban-jawaban yang betul sang guru atau rabi tetapi mereka mengharapkan menjawab dengan susunan pertanyaan yang sama baiknya yang menuntut untuk tidak malu (Aboth 5.16) David Bivin menyatakan pola untuk menjawab pertanyaan dengan pertanyaan begitu umum sehingga dalam bahasa Ibrani pada zaman Yesus kata untuk “pertanyaan” menjadi sinonim untuk “jawaban”
Dalam pengajaran para rabi dan Yesus pun dianggap rabi oleh rabi Yahudi/ahli Taurat… memiliki ciri khas adalah melontarkan pertanyaan yang disadarkan pada sesuatu yang tampaknya sebagai sesuatu pertentangan dalam suatu bagian Kitab Suci (BiD.Q5). Contoh :
  • Lukas 20:3-4 (3) Jawab Yesus kepada mereka: “Aku juga akan mengajukan suatu pertanyaan kepada kamu. Katakanlah kepada-Ku: (4) Baptisan Yohanes itu, dari sorga atau dari manusia?
  • Lukas 20:41-44 (41) Tetapi Yesus berkata kepada mereka: “Bagaimana orang dapat mengatakan, bahwa Mesias adalah Anak Daud? (42) Sebab Daud sendiri berkata dalam kitab Mazmur: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku, (43) sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu.(44) Jadi Daud menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?
  • Markus 10:18 Jawab Yesus: “Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain dari pada Allah saja. Sebagai gaya guru/rabi Yahudi maka berarti kalau tidak seorang pun yang baik selain daripada Allah saja  dan kalau AKU ini baik maka AKU pasti Allah.
  • Aneka teka teki yang diajukan Yesus sebagian besar mengarah kepada pengajaran bahwa DIA adalah sehakekat dengan ALLAH (lihat Yohanes 10:33 Jawab orang-orang Yahudi itu: “Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah.”) yang menyebabkan DIA dianggap menghujat Allah dan disalibkan namun DIA adalah Firman yang adalah Allah dan menghancurkan pekerjaan si jahat sebab Dia adalah Allah.
Mengapa pengajaran melalui teka-teki Yesus menyampaikan pengajaran-Nya? Apakah bila mengajar secara langsung apakah akan makin berat menyampaikan kebenaran karena sebelum tuntas mengajar seluruh kebenaran yang hendak disampaikan, DIA telah dihukum mati karena menghujat Allah?
Kemajuan bidang pendidikan modern menunjukkan bahwa melalui teka teki akan diperoleh :
  • Memiliki / mendapatkan makna hal kehidupan.
  • Mengasah daya ingat .
  • Menambah wawasan dan mengasah kemampuan berpikir cepat
  • Belajar klasifikasi.
  • Mengembangkan kemampuan analisa.
  • Menghibur.
Selain teka teki, Yesus mengajar lewat perumpamaan yang seperti :
  • Orang Samaria yang baik hati ( Lukas 10:28-37)
  • Orang kaya yang bodoh ( Lukas 12:13-21)
  • Pohon ara yang tidak berbuah ( Lukas 13:6-9)
  • Tempat duduk dalam pesta perkawinan (LUkas 14:14-24)
  • Dirham yang hilang ( Lukas 15:8-10)
  • Anak yang hilang (Lukas 15:11-32)
  • Bendara yang tidak jujur (Lukas 16:1-13)
  • Orang kaya dan Lazarus (Lukas 16:19-31)
  • Orang Farisi dan pemungut cukai (Lukas 18:9-14)
Teka teki berbeda dengan perumpamaan. Pendidikan modern mengenal perumpamaan dapat berfungsi sebagai peribahasa berlapis yang mengandung makna tersurat dan tersirat. Terdapat dua bentuk perumpamaan yaitu yang menyatakan perbandingan secara terang-terangan dan yang tidak menyatakan perbandingan secara terang-terangan didahului dengan kata kata perbandingan.
Melalui pengajar yang memuat teka teki juga berbicara dengan perumpamaan maka para murid dan pendengar memiliki kecerdasan dan kemampuan melakukan analisa terhadap persoal hidup dan segala hal yang diperlukan dalam mengiring Yesus dan melayani-Nya dan tidak selamanya Yesus mengajar dengan teka teki dan perumpamaan sebab DIA juga dapat mengajar dengan terus terang. (Yohanes 16:25 Semuanya ini Kukatakan kepadamu dengan kiasan. Akan tiba saatnya Aku tidak lagi berkata-kata kepadamu dengan kiasan, tetapi terus terang memberitakan Bapa kepadamu.)
Yesus Kristus Sang Guru telah mengajarkan sejumlah teknik dalam memberikan pengajaran lewat teka-teki dan perumpama yang biasa dilakukan oleh para rabi sebab Dia juga menyandang gelar rabi dari kalangan rabi (guru) sehingga Ian Wilson pengajaran Yesus melalui teka teki, pertanyaan menyerupai/sama dengan Hillel guru/rabi besar agama Yahudi dan bahwa pernyataan Yesus berbeda dari segala ajaran serupa yang diketahui karena dinyatakan dalam cara positif dan bukan negatif yang lazim digunakan oleh Hillel yang sesungguhnya pengajaran Yesus lebih dibandingkan para guru/rabi Yahudi dan memiliki kuasa (Lukas 4:36 Dan semua orang takjub, lalu berkata seorang kepada yang lain, katanya: “Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan mereka pun keluar.”)
Teknik pengajaran melalui teka teki, pertanyaan dan perumpamaan sampai saat ini tetap dipakai dan memiliki banyak manfaat dalam mendidik para pendengarnya untuk berkembang dan tidak malu bertanya memahami baik yang tersurat dan yang tersirat yang keduanya memiliki manfaat dalam hidup.

No comments:

Post a Comment