"Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan." { Wahyu 4:11}

Monday, January 17, 2011

Kumpulan bahan dari internet tentang Mesias



Mesias (berasal dari bahasa Ibrani mashiah) berarti "yang diurapi".[1] Di dalam bahasa Yunani, kata mesias diterjemahkan dengan kata kristos, dan dari situlah dikenal sebutan Kristus yang menjadi salah satu gelar Yesus.[1] Sebutan mesias berakar dari pengertian Yahudi mengenai seorang tokoh di masa depan yang akan datang sebagai wakil Allah untuk membawa keselamatan bagi umat Yahudi.[2] Konsep mesianik ini dikenal juga di dalam agama-agama yang berakar dari Abraham, yakni kekristenan dan Islam. Di dalam kekristenan, Yesus Kristus dianggap sebagai mesias yang telah dinanti-nantikan untuk membawa keselamatan dari Allah kepada manusia.[1][2] Sedangkan di dalam Islam, konsep mesianik terdapat di dalam pemahaman Islam mengenai Isa/Yesus yang akan datang pada hari penghakiman untuk mengalahkan dajjal.[3]Pemahaman ini tidak terdapat di dalam Quran, melainkan bersumber dari Hadis.[3]
Kata mesias merujuk kepada orang yang diurapi Allah, sesuai kebiasaan Israel kuno yang melihat tindakan pengurapan sebagai tanda pemilihan dan pengudusan Allah.[4] Orang yang diurapi dianggap sebagai milik Allah dan mendapat tugas khusus.[4] Tokoh-tokoh yang dilantik dengan pengurapan biasanya raja dan imam, ataupun tokoh yang dipilih oleh Tuhan sendiri.[4] Di dalam Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama, istilah tersebut dikenakan kepada Raja dari orang-orang Yahudi yang diurapi saat peristiwa pelantikan dirinya (bdk. 1 Samuel 10:1Mazmur 2:2).[5]

Daftar isi

 [sembunyikan]

[sunting]Perkembangan Konsep Mesianik

[sunting]Pada Masa Sebelum Pembuangan

Konsep mesias kemudian mengalami perubahan dengan bertambahnya aspek pengharapan di masa depan setelah masa pemerintahan raja Daud berakhir.[1] Tampaknya pada masa-masa tersebut, kecuali era Salomo, raja-raja yang memerintah Israel tidak mampu memerintah sebaik Daud, bahkan membawa Israel kepada kemunduran dan keterpecahan.[4] Karena itulah, umat mendambakan sosok mesias seperti Daud yang akan membawa Israel ke situasi yang lebih baik.[4] Di sini, Daud menjadi gambaran ideal akan seorang pemimpin Israel untuk generasi-generasi selanjutnya.[6] Mesias tersebut digambarkan dengan ciri-ciri khusus, seperti berasal dari garis keturunan Daud, seorang penyelamat dan raja pemenang yang akan memimpin umat Israel, dan ia bahkan akan memiliki kemuliaan yang melebihi Daud.[4] Nabi-nabi adalah pihak yang turut menyebarkan konsep mesias tersebut di kalangan umat Yahudi.[2][1] Para nabi, antara lain Nabi Amos, Nabi Yesaya, dan Nabi Mikha, mewartakan nubuat mesianik sebagai kritik terhadap situasi Israel yang penuh ketidakadilan ataupun ketika umat ataupun raja berjalan menyimpang dari perintah Allah.[2]

[sunting]Masa Pembuangan

Pada tahun 587 SM, kerajaan Israel Selatan atau kerajaan Yehuda dikalahkan oleh Babel, sehingga sebagian besar penduduknya dibawa ke Pembuangan di Babel.[5] Selama masa Pembuangan tersebut, pengharapan mesianik mengenai seorang pembebas dari keturunan Daud yang akan menyelamatkan umat Yahudi semakin menguat.[5] Hal tersebut dipicu oleh tidak adanya lagi raja yang memerintah di Israel serta pengharapan untuk kembali ke Palestina.[5]

[sunting]Masa Pasca-Pembuangan

Setelah orang-orang Yahudi keluar dari Pembuangan Babel, mereka tidak langsung menjadi bangsa yang merdeka, sebab masih diperintah oleh bangsa-bangsa asing (kecuali untuk periode yang amat singkat di bawah pemerintahan wangsa Hasmoni).[6] Akan tetapi, pengharapan akan mesias itu masih tetap ada, bahkan ada tokoh yang dianggap sebagai mesias yakni Zerubabel, yang bertugas membangun Bait Suci kembali.[6]
Di sisi lain, ada perkembangan lain terhadap pemahaman konsep mesias, yaitu mesias sebagai tokoh yang dikirim langsung oleh Tuhan pada waktu yang telah ditentukan.[6] Tokoh itu disebut juga Anak Manusia.[6] Anak Manusia memiliki ciri-ciri, yaitu bersifat Ilahi, telah ada sebelum dunia diciptakan (pra-eksistensi), berasal dari sorga, dan akan datang untuk menyelamatkan sekaligus menghakimi dunia pada waktu yang ditentukan Tuhan.[6] Perkembangan ini terlihat di dalam sastra apokaliptik yang mulai ditulis pada masa ini, misalnyaKitab Daniel.[6] Pada masa ini, pemaknaan mesias sebagai raja yang akan menggantikan tahta Daud di dunia telah hilang sepenuhnya dari tulisan-tulisan apokaliptik.[6] Barulah pada perkembangan kemudian, kepercayaan akan konsep mesias yang duniawi dari keturunan Daud dan konsep mesias ilahi dari surga bergabung menjadi satu.[6]

[sunting]Masa Pra-Kehancuran Bait Suci Kedua

Sebelum kehancuran Bait Suci kedua pada tahun 70 M, telah ada pelbagai aliran keagamaan Yahudi, seperti FarisiSadukiEseni, dan Zelot.[5] Pelbagai aliran tersebut, kecuali Saduki, mewarisi kepercayaan mesianis yang berbeda-beda, sebab berakar dari dua tradisi mesianik masa sebelumnya.[7] Orang-orang Eseni mempercayai akan datangnya dua orang mesias, yakni mesias imam yang berasal dari keturunan Zadok dan mesias prajurit yang merupakan keturunan Daud.[7] Keduanya akan bekerja sama dalam memerintah umat serta membawa umat Yahudi kepada kemenangan terakhir.[7]
Ada pula pemahaman mesianik yang mengharapkan pembebas Israel secara politis seperti sosok Daud.[5] Pemahaman seperti ini terdapat dapat dilihat pada kaum Zelot.[5] Karena itulah, ketika ada gerakan perlawanan bersenjata terhadap pemerintah Romawi, seringkali tokoh utamanya diyakini sebagai mesias.[6] Contohnya adalah Bar Kokhba, sang memimpinpemberontakan Yahudi kedua, yang dilantik sebagai mesias oleh Rabi Akiba.[6]

[sunting]Masa Yudaisme Rabinik hingga Kini

Setelah Bait Suci dihancurkan, masa Yudaisme Rabinik dimulai dengan nilai-nilai utama yang tadinya dipegang oleh kaum Farisi.[6] Pemahaman mesianik yang berkembang saat itu adalah pengharapan mesianik berkenaan ketaatan yang keras terhadap hukum-hukum Taurat.[6] Mereka percaya bahwa dengan mempelajari dan menaati hukum-hukum Taurat, maka kedatangan Mesias akan dipercepat.[6]
Pada masa-masa setelah itu, aspek penantian akan kedatangan mesias tetap bertahan hingga saat ini, walaupun bentuknya berbeda-beda.[6] Sebagai contoh, di abad ke-5 ketika kekristenan menjadi agama negara, kaum Yahudi mengalami tekanan akibat sentimen anti-semit sehingga pengharapan akan kedatangan mesias yang akan membebaskan mereka kembali menguat.[6] Kemudian pada abad pertengahan, kepercayaan tersebut juga masih bertahan sebagaimana terlihat di dalam butir ke-12 dari pengakuan iman yang disusun oleh Moses ben Maimon atau Maimonides.[6] Di dalam aliran Kabalah juga terdapat kepercayaan terhadap mesias yang akan datang.[6] Kemudian gerakan zionisme yang dimulai pada awal abad ke-20 juga didasarkan pada kepercayaan akan datangnya Mesias.[6]

[sunting]Bentuk/Rupa Mesias

Bentuk/Rupa Mesias dapat kita telaah pada saat keberadaan-Nya di Surga dan belum menjalankan tugas-Nya sebagai Almasih dan sesudah-Nya. Untuk mencocokkan KeberadaanMesias pada zaman Perjanjian Lama dan zaman Perjanjian Baru, dengan pengalaman para Nabi-Nabi dan Rasul yang bertemu dengan keberadaan Mesias di Surga. Dan diperoleh kesamaan bentuk/rupa Mesias dari tiga kitab dan dari tiga nabi/rasul berbeda dan dari zaman yang berbeda-beda.
  1. Yehezkiel 1:26-28,9,10:1-2 1 Di atas cakrawala yang ada di atas kepala mereka ada menyerupai takhta yang kelihatan seperti permata lazurit; dan di atas yang menyerupai takhta itu ada yang kelihatan seperti rupa manusia. Dari yang menyerupai pinggangnya ke bawah aku lihat seperti api yang dikelilingi sinar. Seperti busur pelangi, yang terlihat pada musim hujan di awan-awan, demikianlah kelihatan sinar yang mengelilinginya. Begitulah kelihatan gambar kemuliaan Tuhan. Tatkala aku melihatnya aku sembah sujud, lalu kudengar suara Dia yang berfirman. 2 Orang yang berpakaian lenan yang mempunyai alat penulis di sisinya ( seluruh jemaat Tuhan/Allah diberi tanda T pada dahinya yang merupakan simbol SALIB kekristenan di masa yang akan datang). 3 Yehezkiel 10.
  2. Daniel 9:24-27,10 1 Daniel 9:24-272 Seseorang yang berpakaian kain lenan dan berikat pinggang emas dari ulas. Tubuhnya seperti permata Tarsis dan wajahnya seperti cahaya kilat: matanya seperti suluh yang menyala-nyala, lengan dan kakinya seperti kilau tembaga yang di gilap, dan suara ucapnya seperti gaduh orang banyak Daniel 10:5,6.
  3. Wahyu 1:13-1613Dan ditengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusiaberpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.14Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan matanya bagaikan nyala api.15Dan kakinya mengkilap seperti tembaga membara di dalam perapian; suara-Nya bagaikan desau air bah16Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nyabersinar-sinar bagaikan matahari yang terik.Wahyu 4:2,32Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta berdiri di Surga dan di takhta itu duduk Seorang.3Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagai permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya. Wahyu 19:8,128Dan kepada-Nya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus).12Dan matanya bagaikan nyala api dan di atas kepala-Nya terdapat banyak mahkota dan pada-Nya ada tertulis suatu nama yang tidak diketahui seorangpun, kecuali Ia sendiri.
Kamus Alkitab - Lembaga Alkitab Indonesia, cetakan ke-164 1997 (ISBN 979-463-087-X)
William Fluor (bicara) 06:33, 26 Mei 2010 (UTC)
http://id.wikipedia.org/wiki/Mesias


Kalau kita beranggapan bahwa hanya di dalam agama Islam sahaja yang ada Imam Mahdi, maka eloklah kita berfikir sekali lagi. Andaian tersebut tidak tepat sama sekali, dan lebih bersifat andaian melulu. Seharusnya kita mengkaji semula persoalan ini dengan lebih teliti dan saksama. Yang berbeda adalah dari segi nama, sikap, cara hidup, tujuan turunnya, masa turun dan tempat turunnya.

Jika dilihat dalam agama lain pula, terdapat juga konsep Imam Mahdi ini. Kebanyakan agama di dunia ini sangat menantikan kedatangan seorang sang penyelamat yang akan membebaskan mereka daripada kezaliman, kesengsaraan dan penindasan. Selain daripada Islam, agama-agama lain seperti Yahudi, Kristian, Majusi dan Hindu juga sangat menantikan kedatangan seseorang yang bakal muncul membawa keamanan dan keadilan kepada dunia.

Orang-orang Yahudi mazhab ortodoks percaya bahwa akan lahir Imam Mahdi dari kalangan mereka. Mereka percaya Imam Mahdi ini akan lahir dengan segala macam keramat dan kelebihan, akan mengembalikan mereka ke tanah tumpah asal mereka, Baitulmaqdis, Bukit Tursina dan Palestin. Mereka ini dipanggil golongan Messianic yaitu golongan yang percaya akan tibanya sang juruselamat. Perkataan Messianic itu sendiri datang dari kata Messiah, yaitu orang yang digelar ‘Imam Mahdi’ (menurut ajaran agama mereka).

Pernyataan mengenai Imam Mahdi ada disebutkan dengan jelas sekali di dalam Kitab Taurat yang asli dan karena itulah hal ini sangat diyakini oleh orang-orang Yahudi, sebelum akhirnya kelompok Zionis melarang umatnya mempercayai hal-hal keramat sedemikian. Hal yang demikian turut juga dicatatkan di dalam sejarah orang-orang Yahudi zaman pertengahan dahulu.

Kepercayaan akan tibanya Messiah yang dinanti-nanti, yang membawa mereka kembali semula ke Palestin, memenangkan bangsa Yahudi atas semua bangsa di dunia, menghapuskan semua agama lain, penuh dengan kekeramatan yang sangat luar biasa dan sangat dikultuskan oleh mereka, akhirnya berhasil dihapuskan setelah ajaran sekular Zionis dipaksakan ke atas semua umat Yahudi mulai tahun 1890 Masihi.

Sejak itu, semua anggapan terhadap kehebatan Messiah yang dinanti-nantikan itu lenyap dan orang-orang Yahudi kembali semula ke ‘alam nyata’ dan berusaha sendiri membina bangsa dan negara mereka tanpa perlu menunggu-nunggu dan mengharapkan kedatangan Messiah itu lagi. Orang-orang Yahudi selepas itu mulai meninggalkan khayalan keramat Imam Mahdi mereka dan hidup dalam dunia nyata mereka sehinggalah ke hari ini.

Dalam Kitab Perjanjian Lama, Kitab Kejadian (Genesis) 18:20
Dan bagi Ismail, Aku mendengar doanya; Sungguh, Aku akan memberkatinya dan menjadikannya mewah dan Aku akan kembang biakkan keturunannya, Dua Belas Raja akan dilahirkannya dan Aku akan jadikannya bangsa yang besar”
Manakala di dalam Kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud AS, ada dituliskan satu ayat yang bunyinya (terjemahannya) kira-kira begini:
“ …dan Allah akan memunculkan para wali yang akan menjadi pemilik dunia ini dan menyelesaikannya selama-lamanya” (Mazmur 37, 10-37).
Selain daripada kepercayaan yang demikian, bagi orang-orang Yahudi, disebabkan mereka telah kehilangan tanah suci dan tanah asal mereka, lalu dijadikan hamba abdi oleh bangsa Kaldea dan Suryani pada zaman dahulu, mereka menjadikan salah seorang nabi mereka sebagai Mahdi yang akan muncul, yang bakal menyusun kembali bangsa Yahudi dan akan mengembalikan mereka ke tanah suci yang dijanjikan itu, pada masa depan.

Menurut kepercayaan itu, orang-orang Yahudi menganggap bahwa Nabi Elijah (Nabi Ilyas AS) telah diangkat ke langit oleh Tuhan, belum mati, dan akan diturunkan semula ke dunia ini pada akhir zaman untuk menyelamatkan anak-anak Israel daripada kesusahan dan kezaliman. Itulah Mahdi mereka. Menurut Islam, memang pun Nabi Ilyas AS belum mati, dan akan muncul kembali pada zaman Imam Mahdi tetapi bukan beliau yang menjadi Imam Mahdi. Beliau hanyalah salah seorang pengikut Imam Mahdi, sebagai pembantu kanan Imam Mahdi.

Orang Kristian juga sangat yakin dengan konsep Imam Mahdi ini, yang kononnya akan lahir dari kalangan penganut agama mereka pula. Dan konsep kepercayaan ini lebih bersifat literal (dari mulut ke mulut) dan bukan merupakan satu kepercayaan yang diwajibkan mempercayainya. Apa yang jelas, Imam Mahdi yang dimaksudkan itu sebenarnya adalah Nabi Isa As sendiri. Hasilnya, sebagian besar sahaja yang percaya, manakala sebagian yang lain tidak menyatakan kepercayaan mereka atau sama sekali tidak percaya.

Mereka juga, sebagian besarnya, percaya bahwa Nabi Isa AS pun akan turun ke dunia ini sekali lagi untuk mengamankan seluruh bumi ini. Maka tidak heranlah (sebagai hasilnya) jika di negeri China, terdapat orang Cina beragama Kristian yang mengaku dirinya sebagai Imam Mahdi dan sekaligus jelmaan suci Nabi Isa AS. Beliau ialah Hung Hsiu-chuan, pemimpin Gerakan Taiping pada tahun 1890 yang amat terkenal itu.

Nietzsche, seorang tokoh sastera terkenal di Jerman, juga mengaku dirinya Jesus, sekaligus sebagai sang penyelamat. Dia menghantar surat kepada raja-raja dan pembesar-pembesar yang mengandungi dakwaan bahwa dirinya sebagai Jesus. Keadaan yang sama turut dilaporkan berlaku di Eropah Timur dan Amerika Utara. Malah di Amerika Latin juga, ada dilaporkan orang-orang yang mendakwa dirinya sebagai Imam Mahdi, sekaligus sebagai Jesus Christ. Benua Afrika sendiri tidak terkecuali karena baru-baru ini seorang paderi bernama Maitreya turut mendakwa dirinya sebagai jelmaan kembali Jesus, dan sekali gus menjadi Imam Mahdi bagi umat Kristian.

Agama Hindu juga sangat yakin dengan kedatangan seorang Mahdi yang akan mengembangkan ajaran agama Hindunya ke seluruh dunia, pada akhir zaman kelak. Disebutkan gelarannya Mansur atauMaha Shiva atau nama sebenarnya Mahmat atau Ahmad. Selain itu ada beberapa nama lagi yang diberikan kepadanya, sebagai menunjukkan ketinggian kemuliaannya dan besar kedudukannya.

Dalam kitab “Veda” yaitu salah sebuah kitab suci dalam agama Hindu, tertulis suatu ayat yang terjemahannya kira-kira begini:
“Pada penghujung (umur) dunia, setelah berlaku penyelewengan di muka bumi, (muncul) seorang pemimpin yang dipanggil Mansur. Dia akan menguasai seluruh dunia, dia amat dikenali oleh setiap orang sama ada yang beriman atau yang kafir, dan apa sahaja yang dipintanya, Tuhan akan tunaikan dia”.
Selain itu, para penganut Hindu juga percaya, berdasarkan keterangan kitab mereka bahwa Dewa Krisyna adalah seorang dewa jejaka yang bujang, tidak pernah berkahwin. Beliau digambarkan sebagai seorang pemuda yang sedang disalib dengan ditebuk kedua-dua belah tangan dan kedua-dua belah kakinya. Pada tengah dadanya tergambar ulu hati manusia, manakala kepalanya pula memakai mahkota. Menurut kepercayaan mereka lagi, Dewa Krisyna itu akan turun semula ke dunia ini pada akhir zaman untuk menyelamatkan manusia dan dunia ini daripada segala mala petaka. Maknanya, selain Imam Mahdi, Dewa Krisyna juga akan turun membantu mengamankan dunia ini.

Penganut agama Buddha juga yakin dengan kedatangan Mahdi yang akan membersihkan dunia ini dari kekejaman, dan Mahdi itu dibekalkan dengan segala macam kuasa hebat dan ilmu sakti (keramat menurut Islam). Mahdi yang dimaksudkan itu disebut sebagai Shammaraja (Raja yang Sangat Adil). Nama sebenar dan tempat lahir Mahdi itu tidak dinyatakan dengan jelas. Tetapi mereka percaya, atas perkabaran para sami mereka, zaman sekarang ini adalah zaman untuk Shammaraja itu memunculkan dirinya dan menyelamatkan dunia ini.

Mereka juga percaya bahwa Siddharta Gautama, pengasas agama Buddha itu, yang dikatakan datang dari kalangan bangsawan Sakra di negeri Kapilawastu (di Nepal sekarang) adalah dari kelahiran tunggal, dan akan turun semula ke dunia ini pada akhir zaman kelak untuk membersihkan dunia daripada kesengsaraan dan kekejaman. Tapi, konsep ini sebenarnya sama dengan kepercayaan penurunan semula Nabi Isa AS ke dunia ini seperti yang terdapat di dalam agama Kristian dan agama Islam.

Orang-orang Majusi aliran Mazda, yang menganut ajaran ciptaan Zarathustra (Zoroaster) yaitu golongan penyembah api suci, yang jumlahnya hari ini kira-kira setengah juta orang di Iran dan beberapa ribu lagi di India, juga yakin dengan konsep Imam Mahdi. Ajaran mereka menyatakan bahwa tiga orang penyelamat besar akan muncul, dimulai oleh Aushedar dan diikuti pula oleh Aushedar-mah. Yang terakhir keluar ialah seorang lelaki perkasa bernama Saoshyant / Shayoshant, yang berasal dari anak cucu Zoroaster, yang akan muncul dan memusnahkan Ahriman, kuasa jahat, sekali gus membersihkan dunia ini daripada kegelapan dan kesengsaraan. Dia memerintah dunia dengan adil dan saksama selama seribu tahun, mendirikan kerajaan Ahura Mazda yang sepenuhnya. Mereka tidak menyebutnya dengan sebutan Mahdi tetapi maksudnya sama dengan Mahdi bagi umat Islam. Dan daripada ajaran Mazda inilah orang-orang Syiah menyerapkan konsep Imam Mahdi mereka, karena meyakini Imam Mahdi Syiah itu akan memerintah dunia ini selama seribu tahun.

Bagi mendapatkan penjelasan lanjut, kitab ‘Yanaseb / Yasna’ yang ditulis oleh salah seorang murid kanan Zoroaster yang mengasaskan agama Majusi itu membuat penyataan yang terjemahannya berbunyi kira-kira:
“Dari jazirah tanah Arab , dari anak cucu Hasyim, seorang lelaki yang kepalanya besar, badannya besar dan berkaki besar akan muncul, lalu meneruskan agama datuknya dengan pasukan tentera yang besar, datang ke Iran lalu memerintah dunia dan memenuhkan bumi ini dengan keadilan”.
Demikianlah sekelumit pandangan dan penyataan mengenai turunnya sang penyelamat bagi beberapa buah agama besar dunia, seperti yang kita dapati daripada kitab-kitab suci agama masing-masing. Semoga ilmu dan kefahaman kita akan bertambah setelah membaca keterangan ini. Cuma kita tidaklah harus mempedulikan sangat tentang kepribadian sang penyelamat mereka itu, karena yang demikian tidaklah perlu diambil perhatian. Tidak perlu diulas benar atau tidaknya kepercayaan mereka ini, sebab kalau pangkalnya yakni akidahnya sahaja pun sudah sesat, maka hujung-hujungnya pastilah sesat juga. Mustahil pangkal yang sesat dapat menghasilkan hujung yang betul. Maka apa-apa jua keterangan daripada mereka tidaklah dapat menambahkan apa-apa kepada kita dan tidak pula mampu mendatangkan apa-apa kesan buruk kepada kita.

Yang perlu ditekankan di sini adalah, begitulah terkenalnya sekali tokoh istimewa ini, hingga setiap bangsa, dari setiap agama, pada setiap tempat dan pada setiap zaman, ada sahaja dilaporkan orang yang mengaku dirinya sebagai Imam Mahdi, atau orang lain mendakwakan bahwa si anu itu adalah Imam Mahdi. Malah, orang yang telah benar-benar mati pun tidak terlepas daripada didakwa sebagai bakalImam Mahdi! Yang peliknya, ramai pula yang terus percaya bulat-bulat, walaupun tiada sebarang persamaan antara individu yang didakwa itu dengan sifat-sifat Imam Mahdi seperti yang telah digariskan oleh hadis-hadis.

No comments:

Post a Comment