"Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan." { Wahyu 4:11}

Sunday, February 12, 2012

Kebenaran Yang Memerdekakan (1)


Yohanes 8:32 dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” // do ta njihni të vërtetën dhe e vërteta do t’ju bëjë të lirë”.// καὶ γνώσεσθε τὴν ἀλήθειαν καὶ ἡ ἀλήθεια ἐλευθερώσει ὑμᾶς.
Kebenaran tidak dapat dilepaskan dari mengetahui sesuatu dengan sempurna dalam ruang lingkup lintas waktu dan ruang sehingga bersifat “am”. Mengetahui segala sesuatu yang melintasi waktu dan ruang disebabkan pengetahuan senantiasa dievaluasi karena selalu ada celah distorsi dan kekeliruan. Jenis/ragam pengetahuan dikelompokkan:
  • Pengetahuan harian yang memiliki ciri : berorientasi kepada fakta, mengungkap hubungan sebab – akibat sederhana dan keterangan, kebetulan, subyektif, kurang bertalian dan kurang rinci.
  • Pengetahuan  ilmial yang memiliki ciri seperti pengetahuan harian namun memiliki fokus “obyek material” dan “obyek formal”
  • Pengetahuan filasafat yaitu pengetahuan yang tidak mengenal batas, oleh karena yang dicari adalah sebab-sebab yang paling dalam dan hakiki di luar dan di atas pengalaman biasa.
  • Pengetahuan agama yaitu sesuatu pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan melalui para nabi atau rasul-Nya. Umumnya pengetahuan ini bersifat mutlak dan diyakini oleh para pemeluknya.
Ilmu pengetahuan modern memiliki ketetapan penyebab alamiah dalam sistem tertutup dengan berasumsi bahwa dunia materi akan tetap ada sehingga bertentangan dengan konsep kehancuran-binasa lenyapnya materi yakni langit dan bumi bukan hanya kemerosotan. Pendekatan yang dikembangkan untuk mengetahui dengan memakai konsep epistemologis yang disebut positivisme yang didasarkan atas prasangka tidak ada kebenaran am dan walaupun manusia terbatas, ia dapat menjangkau cukup banyak pengetahuan untuk menyimpulkan sejimlah kebenaran am berdasarkan ditel-ditel yang jamak dengan meletakkan matematika sebagai ilmu dasar atas segala pengetahuan.
Francis Schaeffer mengutip dan memandang bahwa Hegel menyatakan kebenaran adalah perpaduan atau sintesa, Kierkegaard memisahkan secara total antara rasio dan bukan rasio dimana rasio hanya memberi pengetahuan tingkat bawah, pengetahuan matematis tidak bermakna tetapi pada tingkat atas kita mencari arti dalam a-rasio lalu muncul “eksistensialisme” yang beraneka corak misal Jean Paul Sarte, Heidegger dan Karl Jaspers yang membuat pengharapan mempelajari filsafat dapat mencari tujuan hidup dan kebenaran menjadi menemukan “fakta” tidak lagi percaya bahwa kita boleh mengharapkan kebenaran sebagai kebenaran (True Truth).
Kiekegaard telah membawa manusia kepada pesimisme karena berdasarkan pengetahuan matematika manusia hanyalah semua mesin semata-mata dalam sebuah sistem yang dapat membuat hidup diatur dan terikat oleh sistem yang menurut penulis akan berpuncak pada masa kekuasaan 666. Di tingkat atas masuk ke dalam mistisisme yang tidak berlandaskan akal budi yang berbeda dengan masa lampau yang selalu mempertahankan ada sesuatu di situ untuk ditemui. Untuk mengalami hal mistisisme acapkali digunakan obat bius / psikotropika sehingga sangat tidak berakal budi.
Pengetahuan yang dibangun oleh Newton, Faraday, Copernicus …. meletakan pengetahuan didasarkan bahwa alam semesta diciptakan oleh Allah yang berakal budi, dan oleh karena itu alam semesta dapat diselidiki dengan intelek manusia…. namun positivisme membuang hal ini menyebabkan positivisme hancur. Polanyi menyatakan positivisme tidak memuaskan sebab tidak mengetahui siapa yang mengetahui sehingga positivisisme telah mati dan diganti dengan analisa bahasa. Hal ini menyebabkan bahasa sebagai yang paling besar pengaruhnya dalam memiliki pengetahuan dari sejumlah hal yang mendasar untuk berpengetahuan. ( pengalaman, ingatan, pernyataan dan kesaksian, minat dan rasa ingin tahu, pikiran dan daya nalar, logika dan bahasa)
Kebenaran akan memerdekakan bila ditinaju dari ragam pola pengetahuan maka kebenaran yang memerdekakan adalah pengetahuan tingkat tertinggi dari ragam pola pengetahuan yang terdiri atas :
  • Tahu bahwa (know-that) —- pengetahuan hal data apa adanya.
  • Tahu bagaimana (Know-How) —- pengetahuan untuk melakukan sesuatu.
  • Tahu Mengenai (Knowing) —- pengetahuan dengan pengenalan khusus/personal
  • Tahu mengapa (Know-Why) —- pengetahuan dengan penjelasan dan hubungan hubungan yang lebih mendalam / kritis.
Bila meletakan pengetahuan hal yang benar bersifat “am” maka dibutuhkan analisa bahasa dari sumber yang mengetahui sehingga ada proses transfer pengetahuan dan sumber yang mengetahui adalah Pencipta yakni Allah. Dalam hal ini Gordon H. Clack berkesimpulan :
  • Esensi dari keberadaan Allah bersifat tidak dapat dipahami (incomprehensible) oleh manusia kecuali saat Allah mewahyukan kebenaran-kebenaran mengenai naturNya sendiri.
  • Cara Allah mengetahui, yaitu intuisi kekal, mustahil dimiliki oleh manusia.
  • Manusia tidak pernah mampu untuk secara menyeluruh dan komplit, mengetahui pengetahuan Allah mengenai kebenaran berikut segala hubungan dan implikasinya; karena setiap kebenaran memiliki hubungan-hubungan dan implikasi-implikasi yang tidak terbatas dan setiap implikasi pada gilirannya memiliki implikasi yang lain yang tidak terbatas pula, maka sampai di sorga pun manusia tidak dapat mengetahui secara menyeluruh.
Sedangkan Cornelius Van Til menyatakan :
  • Kita tidak mengetahui perihal-perihal (aneka pengetahuan) seperti cara Allah mengetahui perihal perihal
  • Kita tidap dapat membayangkan seperti apa cara Allah mengetahui perihal perihal
  • Kita tidak dapat secara lengkap merumuskan natur dari intuisi-intuisi kekal yang dimiliki Allah.
Sekalipun manusia sangat terbatas dalam pengetahuan dan kebenaran nama Allah telah melakukan kontak komunikasi dengan manusia dengan cara yang dapat dipahami oleh manusia dengan mengambil rupa sebagai manusia, Firman datang menjadi manusia dan menyampaikan segala hal yang penting diketahui dan kebenaran am yang dicatat oleh penulis Injil sehingga melalui analisa bahasa kita dapat mengetahui hal tersebut.(Yohanes 1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.)
Manusia dengan segala pengetahuan tidak dapat menemukan kebenaran am sebab untuk itu Yesus datang menyatakan kebenaran sebab DIA adalah kebenaran itu sendiri. ( Yohanes 18:37 Maka kata Pilatus kepada-Nya: “Jadi Engkau adalah raja?” Jawab Yesus: “Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.” bandingkan 14:6 Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.)
Dia adalah kebenaran sehingga sampai harus mati tetap menyatakan kebenaran sebab Dia telah menyatakan  diri-Nya kebangkitan dan hidup dan DIA menyatakan sungguh benar dan justru lewat hal itu ada karya penebusan yang memerdekakan sebab Anak Manusia, Firman yang mengambil rupa manusia memerdekaan setiap umat-Nya yang percaya ( Yohanes8:36 Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.”)
Nancy R. Pearcy menyatakan bahwa penebusan dalam mengembalikan manusia dari kejatuhannya akibat dosa sehingga melalui penebusan manusia dipulihkan termasuk dalam hal pengertian dan pengetahuan yang benar sehingga menjadi benar dalam anugerah-Nya. Penebusan telah dilakukan oleh Yesus yang setia memberitakan kebenaran sebab kebenaran sejati mengalahkan kejahatan, dusta dan alam maut dan hanya Yesus yang dapat melakukan semua hal itu. Lewat penebusan maka penciptaan dipulihkan.

No comments:

Post a Comment