"Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan." { Wahyu 4:11}

Monday, January 17, 2011

"Mendoakan Bangsa YAHUDI"


Dalam dua dasawarsa terakhir ini di Indonesia ada sekelompok penganut yang terobsesi untuk‘Kembali ke Akar Yudaik’ (motto yang dipopulerkan kalangan ini). Kelompok yang terpengaruh sekte Yahudi Amerika yang lahir di tahun 1930-an itu menekankan untuk kembali ke segala-sesuatu yang bersifat dan berakar Yahudi, termasuk mengubah ibadat ke dalam ibadat Yahudi dan penggunaan bahasa Ibrani dalam liturgi. Bukan itu saja, semangat kembali ke akar yudaik itu menjurus pada keyakinan bahwa bahasa Ibrani itu berasal dari kekal sampai kekal, bahkan Perjanjian Baru dianggap aslinya ditulis dalam bahasa Ibrani!

Puncak dari promosi penguasa politik dan agama Yahudi itu adalah tersiarnya kabar bahwa penguasa Yahudi sekarang telah banyak berubah dan berkembang, bahkan didengungkan bahwa mereka sekarang menyepakati 'Pichuach Nefesh' (Saving Lives) yang dianggap hukum utama. Benarkah kenyataannya begitu?

Memang, ada kalangan yang membenci segala sesuatu yang berbau Yahudi, ini terungkap a.l. dalam film ‘The Passion" yang dibuat Mel Gibson, yang versi aslinya sangat kental dengan sikap anti Yahudinya. Sikap ini tentu keliru karena Yesus, para Rasul dan pengikut Kristen awal di Yudea adalah orang Yahudi juga, jadi yang salah bukan ‘bangsa Yahudi’nya namun Yahudi sebagai penguasa ‘politik’ dan ‘agama’ yang cenderung bersikap otoriter, baik pada masa Yesus hidup di dunia maupun pada masa sekarang. Sikap yang tidak bersahabat dengan penduduk asli Palestina (baik Yahudi maupun non-Yahudi yang beragama Kristen).

Bila kita mempelajari kehidupan di Palestina, kita akan menjumpai kenyataan bahwa memang telah terjadi banyak kemajuan dan perkembangan baru di negara Yahudi Israel itu, namun kalau dikaitkan dengan politik dan agama, kelihatannya penguasa politik dan agama Yahudi masih tetap seperti yang tergambar sebagai latar-belakang dalam Perjanjian Baru. Sikap yang menolak Yesus sebagai Messias, dan menolak orang Yahudi yang percaya Messias, terlebih lagi menolak orang Palestina yang beragama Kristen.

Dari berita dalam situs berikut, kita dapat membaca apa
yang sekarang sebenarnya terjadi di negara Yahudi itu:

Friends of Israel blind to the truth
http://www.redress.cc/global/slittlewood20080719
By Stuart Littlewood, 19 July 2008
Stuart Littlewood considers the blatant disregard for justice, human rights and basic norms of civilized behaviour shown by Israel's stooges in the British Parliament, some of whom recently visited Israel and showed far more concern for Israeli terrorists than the Christian and Muslim civilians they terrorize.The real Zionist vision does not recognise any maps. It is a vision of a state without borders – a state that expands at all times according to its demographic, military and political power. This warning by the respected Israeli journalist and peace activist Uri Avnery should be impressed on every friend of Israel . . . . .

Tidak dapat disangkal bahwa penguasa politik dan agama Yahudi sampai sekarang masih tetap menolak Yesus sebagai Messias, bahkan bangsa Yahudi yang percaya kepada Yesus sebagai Messias (Messianic Judaism/Jews, Jews for Jesus, dll.) didiskriminasikan. Mereka sering mendapat hambatan dari penguasa Yahudi, dan banyak keluarga Messianic Jews dikirimi bom oleh ekstremist Yahudi. Bangsa Yahudi yang mengajukan imigrasi untuk menjadi penduduk Israel akan ditolak atau memperpanjang status kependudukan mereka akan dipersulit kalau ketahuan bahwa mereka adalah Messianic Jews yang mengaku Yesus sebagai Mesias. Belum lama ini seorang kristen Jerman ketika berkunjung ke Israel karena berhubungan dengan kalangan Messianic Jews di Israel ditahan kemudian dideportasi. Banyak artikel tentang perlakuan penguasa politik dan agama Yahudi terhadap bangsa Yahudi penganut Messianic bisa dibaca di internet.

Pengalaman penduduk asli Palestina, baik yang berbangsa Yahudi maupun Palestina, bila mereka beragama Kristen, mereka akan dipandang sebagai warganegara kelas dua yang setiap saat bisa ditolak perpanjangan status kependudukannya dan asset rumah dan tanah mereka rawan disita. Mungkin ada baiknya kita juga mendengarkan keluhan mereka dalam dua situs berikut sebagai pengimbang berita-berita promosi yudaisme: 

http://groups.yahoo.com/group/PalestinianChristians
http://groups.yahoo.com/group/HolyLandChristians

Berdasarkan kenyataan yang terjadi, kita benar-benar
perlu mendoakan bangsa Yahudi, yaitu:

(1) bangsa Yahudi yang telah menerima Yesus sebagai messias yang selama ini mendapat perlakuan diskriminatif agar mereka dikuatkan menghadapi kesengsaraan dari penguasa bangsa mereka sendiri karena nama Yesus yang mereka percayai; dan

(2) penguasa politik dan agama Yahudi yang sampai sekarang masih mengeraskan hatinya dan menolak Yesus sebagai Messias yang telah hadir ditengah-tengah mereka pada dua ribu tahun silam dan yang tetap bersikap diskrimintaif terhadap para pengikut Yesus yang sekarang tinggal di Israel.

Kalau bangsa Yahudi yang percaya bahwa Yesus adalah Messias (a.l. Messianic Judaism/Jews dan Jews for Jesus) menerima perlakuan diskrimintaif di negeri nenek-moyang mereka sendiri, dapatkah orang Indonesia yang sekarang terobsesi untuk kembali ke akar yudaik bisa mengharapkan diterima dan diakui dengan tangan terbuka oleh penguasa politik dan agama Yahudi?


Oleh: Herlianto - www.yabina.org

No comments:

Post a Comment