"Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan." { Wahyu 4:11}

Sunday, February 12, 2012

Baptisan Pertobatan


Matius 3:11 Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.
Kisah Yohanes Pembaptis yang membaptis kaum Israel, golongan bersunat namun membutuhkan pertobatan yang diteguhkan dengan sakramen baptisan. Pengajaran di atas menunjukkan bahwa baptisan berfungsi sebagai tanda pertobatan yang meliputi antara lain:
  •  Keampunan dosa ;
  • Kelahiran kembali ;
  • Kelepasan dari kematian dan cengkraman(ikatan) iblis;
  • Keselamatan kekal.
Sunat sebagai perjanjian Abraham dengan Tuhan Allah sebagai simbol menyerah/berserah sepenuhnya kepada Tuhan dengan bersedia berkorban dan menyembah sebagai wujud mendengar Firman Tuhan dan hati setuju dan taat kepada Tuhan (http://weruah.wordpress.com/2011/07/19/perjanjian-sunat/) namun menjadi sebuah kesia-siaan belaka. (Yeremia 9:26 orang Mesir, orang Yehuda, orang Edom, bani Amon, orang Moab dan semua orang yang berpotong tepi rambutnya berkeliling, orang-orang yang diam di padang gurun, sebab segala bangsa tidak bersunat dan segenap kaum Israel tidak bersunat hatinya.”) Sunat yang hanya menjadi ritual keagamaan namun tidak disertai sikap hati, tindakan mendengarkan Firman-Nya dengan taat tetapi berdasarkan asas legalitas menjadi sombong, membanggakan lahiriah jauh dari sikap seorang pasrah kepada kehendak Tuhan. Israel mewakili manusia yang hidup dalam legalitas dan ritual telah kehilangan hubungan dengan Tuhan Allah sehingga Tuhan mengutus Yohanes Pembaptis untuk memberitakan pertobatan yang disertai baptisan sebagai tanda agar hubungan dengan Tuhan Allah dapat dipulihkan karena di dalam pertobatan dengan tanda baptisan ada anugerah pengampunan dosa.
perbandingan antara sunat dan baptisan sbb:
Perjanjian Lama :
  • Sebelum Kristus
  • Sunat
  • Sifat sementara : Hukum Taurat
  • Hamba-hamba Taurat
  • Belum akil balig
  • Terbatas pada Israel / keturunan Abraham
  • Posisi khusus untuk tanah Kanaan
  • Tekanan Pengajaran Aspek Lahiriah
Perjanjian Baru : 
  • Sesudah kelahiran Kristus
  • Baptisan
  • Sifat tak sementara : Injil yang kekal (kelepasan)
  • Anak-anak Allah (Bapa)
  • Akil balig, dewasa
  • Baik “Yahudi dan Yunani”
  • Gereja tersebar di seluruh dunia
  • Tekanan Pengajaran Aspek Jiwa dan Roh (batin manusia)
Baptisan sebagai tanda pertobatan maka syarat utama dilakukan dan atau mengikuti baptisan adalah menyadari dosa dan keputusan /komitmen untuk bertobat dan mengundang Tuhan untuk hadir menyucikan, memimpin dan mengatur langkah hidup dengan cara mejadikan Dia sebagai Penguasa Tunggal dalam hidup sehari-hari. Menyadari dosa membutuhkan kasih karunia dan anugerah dari Roh Kudus akan kebutuhan pengampunan dan pertobatan adalah langkah penting dalam menerima baptisan yang di dalamnya ada pengampunan dosa dan anugerah keselamatan dalam Yesus Kristus, Sang Mesias Juruselamat dunia.
Sakramen Baptisan adalah tanda dan meterai yang kudus serta kasatmata, yang telah ditetapkan oleh Allah. Melalui penerimaan sakramen, diterangkan-Nya dan dimeteraikan-Nya kepada kita secara lebih jelas lagi janji Injil, yaitu bahwa Dia menganugerahkan kepada kita pengampunan semua dosa dan hidup yang kekal, hanya berdasarkan rahmat, karena kurban Kristus yang satu- satunya, yang telah terjadi di kayu salib.
Baptisan telah dilakukan dalam Perjanjian Lama, namun ditekankan kepada kalangan non Yahudi dan wanita dan sekelompok kecil dari kaum Israel/Yahudi. Bangsa Israel harus melakukan טבילה – TEVILÂH sebelum mereka melakukan ritual ibadah. Para imam harus melakukan טבילה – TEVILÂH, seorang wanita harus melakukan טבילה – TEVILÂH satu kali dalam sebulan. Banyak sekali contoh yang ada bahwa BAPTISAN atau טבילה – TEVILÂH adalah suatu hal yang lazim di kalangan Israel. Kata טבילה – TEVILÂH ini berpadanan dengan kata Yunani ”βαπτιζω – baptizô”. Upacara ”baptis” dalam agama Yahudi yang mereka namakan טבילה – TEVILÂH juga wajib dijalani para calon yang dibaptis dari non-Yahudi yang akan masuk menjadi pengikut agama Yahudi. Kalangan non-Yahudi yang dibaptis disebut kalangan proselit. Menurut Talmud dan sudut pandang Parisi-Palestina, di samping harus di”benamkan ke dalam air” (dibaptis), kalangan proselit itu harus disunat dan mempersembahkan korban. Ada dua jenis proselit yaitu ’ger tosyav’, ”proselit yang bertempat tinggal di Israel” atau ’ger sya’ar’, ”proselit pintu gerbang”, dan ’ger tsedeq’, ”proselit yang benar” atau ’ger haberit’, ”proselit perjanjian”(Bava’ Metsi’a’ 5,6,9, 12; Makot 2,3, Nega’im 3).
Baptisan / pemandian di zaman Israel kuno dilakukan berulang-ulang setiap menghampiri Tuhan Allah sekalipun telah melakukan perjanjian Sunat, sebab hanya aturan TEVILAH yang memungkinkan seseorang dapat menghampiri Tuhan Allah.
טבילה – TEVILÂH (baptisan) adalah tindakan membenamkan diri seseorang ke dalam air. Di masa purba, orang Yahudi menggunakan sungai, namun di era berikutnya dan modern, mereka menggunakan kolam khusus yang disebut מקוה - MIQVEH.  מקוה - MIQVEH yang berisi air disebut מקוה מים - “MIQVÊH MAYIM”. Kata Baptisan berasal dari kata Yunani, yaitu bapto, atau baptizoyang memiliki arti membersihkan atau membenamkan atau mencelupkan yang artinya :
  1. to dip : mandi, masuk ke dalam air,mencedok air
  2. immerce : membenamkan, mencelupkan
  3. to cleance or purify by washing = membersihkan atau memurnikan melalui pembasuhan
Dari makna kata baptisan tersebut jelaslah kepada kita bahwa pembersihan dalah makna yang penting dari sakramen baptisan. Alkitab menggunakan sitilah baptis” baik secara literal maupun secara figuratif. Sebagaimana yang dinyatakan dalam makna kiasan (metafora) di dalam Kis 1:5, dimana dinyatakan kelimpahan dari anugerah yaitu Roh Kudus. Dan juga di dalam Luk 12:50, dimana makna baptisan disini menyatakan penderitaan Kristus dalam kematian-Nya.
Tuhan Yesus Kristus telah menetapkan permandian lahiriah (baptisan Kudus) ini disertai janji yaitu : sebagaimana tubuh kita pasti dibasuh secara lahiriah oleh air, yang biasa dipakai untuk menghilangkan kotoran tubuh, sepasti itu pula kita telah dibasuh dengan “darah dan Roh-Nya “ dari kecemaran jiwa kita, yaitu mendapat pengampunan semua dosa kita dari Allah, berdasarkan rahmat, karena darah Kristus yang telah ditumpahkan-Nya bagi kita pada kayu salib, dan pembaruan oleh Roh Kudus serta pengudusan oleh-Nya menjadi anggota tubuh Kristus . (Bdk Kis 2:38, Mat 28:19, 1 Pet 3:21, Rm 6:3-4). Baptisan pertobatan yang dilakukan Yohanes pembaptis ini merupakan simbol dari pembersihan secara rohani. Kemudian Baptisan Kristen adalah kesaksian dari apa yang terjadi di dalam kehidupan orang percaya. Baptisan Kristen melukiskan identifikasi orang percaya dengan kematian Kristus, penguburanNya dan kebangkitanNya. Dalam baptisan Kristen, dimasukkan ke dalam air menggambarkan dikuburkan dengan Kristus. Keluar dari air menggambarkan kebangkitan Kristus.
Baptisan adalah meneguhkan bahwa keselamatan dan pengampunan adalah syarat meghampiri Allah melampaui hukum sunat yang mewajibkan untuk melakukan perintah Tuhan sedangkan baptisan adalah karya pengampunan Tuhan Allah karena kegagalan umat Allah memenuhi kewajiban dan hukum Taurat. Dalam Perjanjian Lama kita mengenal ada tokoh non-Yahudi yang menjalani ”TEVILÂH”, ia MEMBAPTISKAN DIRINYA SENDIRI yaitu dengan MEMBENAMKAN TUBUHNYA, yaitu NAAMAN. Melalui Baptisan maka anugerah Allah yang melampaui akal dianugerah kepada setiap manusia yang percaya kepada kemurahan Tuhan Allah.
Baptisan adalah sakramen yang tidak perlu dilakukan berulang-ulang seperti zaman para imam hampiri  Tuhan Allah sebab Darah Yesus yang tidak bercacat dan noda adalah korban yang sempurna dan cukup sekali untuk selamanya. Memperoleh pengampunan dosa yang dilukiskan dengan tanda sakramen baptisan pertobatan dan hidup karena anugerah Tuhan Yesus adalah berkat yang disediakan bagi seluruh manusia dan menjadikan manusia manunggal bersama Dia Sang Pencipta sampai kesudahan alam hingga kekekalan.

No comments:

Post a Comment