"Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan." { Wahyu 4:11}

Sunday, February 12, 2012

Pengeluaran Rumah Tangga


Yesaya 55:2 Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan? Dengarkanlah Aku maka kamu akan memakan yang baik dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat.// Pse shpenzoni para për atë që nuk është bukë dhe fryt i mundit tuaj, për atë që nuk të ngop? Dëgjomëni me kujdes dhe do të hani atë që është e mirë, dhe shpirti juaj do të shijojë ushqime të shijshme.
לָמָּה תִשְׁקְלוּ־כֶסֶף בְּלֹוא־לֶחֶם וִיגִיעֲכֶם בְּלֹוא לְשָׂבְעָה שִׁמְעוּ שָׁמֹועַ אֵלַי וְאִכְלוּ־טֹוב וְתִתְעַנַּג בַּדֶּשֶׁן נַפְשְׁכֶם׃
Teks di atas yang perlu diperhatikan bahwa kata uang adalah terjemahan menimbang perak seperti yang terjadi dalam Kejadian 23:16 dimana perak adalah setara dengan uang yang dapat diterima berbagai kawasan di Israel dan sekitarnya pada masa itu. Dengan menukar perak yang ditimbang dapat ditukar dengan sejumlah makanan dan aneka produk, { תִשְׁקְלוּ־כֶסֶף } Selain Perak identik atau setara dengan uang, perak juga bentuk simpanan kekayaan keluarga. Dalam konteks saat ini, komoditi emas adalah komoditi yang likuiditas setara dengan uang dan dapat dipakai sebagai penbayaran secara global dan atau dapat berfungsi alat menyimpan dan menumpuk kekayaan.
Dalam teks ada pertentangan antara membeli roti dengan membeli yang bukan roti seolah-olah membeli yang bukan roti itu tindakan keliru. Apakah demikian? Produk bukan roti adalah orang-orang berusaha untuk membeli kebahagiaan, namun dalam teks berakhir dengan kecewaan. Roti adalah pangan, suatu syarat manusia hidup. Roti adalah makanan kegemaran yang disukai saat itu karena itu simbol roti atau produk lainnya dari apa pun yang berkontribusi untuk mendukung dan kenyamanan.
Menimbang perak dilakukan untuk memuaskan kebutuhan mengejar kepuasan untuk meraih kebahagiaan dalam kesenangan hidup, dan ambisi, aktualisasi diri, kebanggaan, dan sebaliknya, tetapi akhirnya orang-orang sebanyak kecewa, karena dia akan menjadi siapa harus menghabiskan uangnya, dan pengadaan tidak ada yang akan menopang kehidupan sehingga dalam Yesaya 55:3 menasehatkan Berilah telinga, marilah kepada-Ku, dengarlah kiranya, maka jiwamu akan hidup; dan Aku akan membuat dengan kamu suatu perjanjian yang kekal, segala janji selamat Daud yang tiada terubahkan.
Yesaya menyampaikan bahwa kepuasan bukanlah diletakan kepada pemenuhan kebutuhan fisik sejumlah produk bahkan roti sebagai pangan yang lezat dan layak dikonsumsi tetapi kepuasan dan kebahagiaan terletak dalam jiwa manusia dimana ada kehidupan bagi jiwa yang didapat dari mendengarkan Firman Allah dan tinggal dalam perjanjian kekal yang dianugerahkan Tuhan Allah.
Pengeluaran perak untuk memenuhi hasrat kebutuhan terjadi bagi semua rumah tangga di Israel saat itu. Hal yang sama terjadi dimana saja selama manusia memerlukan pemenuhan terhadap kebutuhan dan pemuasan terhadap produk dan jasa namun sekalipun hal tersebut dapat memuaskan manusia namun bersifat sementara dan tidak memberikan sesuatu yang bersifat seutuhnya sehingga tidak membuat kenyang manusia yang memiliki kebutuhan bukan hanya kebutuhan fisik melainkan hanya kebutuhan jiwa dan roh.
Pengajaran Firman Tuhan bukan saja mengajarkan agar pengeluaran keluarga dalam bentuk belanja hanya menperhatikan sisi aspek manajemen belanja namun harus memperhatikan kebutuhan spiritual dan hubungan keintiman dan Tuhan Allah.
Memperhatikan keputusan berbelanja dengan benar adalah baik. Cerdik menentukan sasaran belanja yang disarankan berdasarkan situs di keuanganpribadi antara lain:
  • Specifik. Gambaran tujuan itu harus detail.
  • Measurable. Semua rencana pembelian harus dapat diukur dengan uang.
  • Achievable. Setiap tujuan harus tercapai.
  • Realistic. Tujuan keuangan harus masuk akal
  • Time Frame. Setiap tujuan harus memiliki jangka waktu.
Memperhatikan agar pengeluar menjadi Smart terkadang menjadi tidak smart karena adanya resiko yang dapat menghampiri keluarga dalam masalah keuangan. Resiko itu antara lain:
  • Musibah tak terduga
  • Sakit
  • PHK atau hilangnya pernghasilan secara permanen lainnya.
  • Perubahan makro ekonomi.
  • Tidak mampu mengendalikan gaya hidup dan ketidak puasan atau meningkatnya keinginan pemenuhan terhadap produk dan jasa.
Sehingga secara tiori memerlukan dana darurat / simpanan.
Firman Tuhan bukan sekedar memperhatikan pengelolaan pengeluaran rumah tangga yang sehat, namun harus juga menbina keintiman dengan Tuhan sebab Dia mengetahui segala jalan hidup masa lalu, saat ini dan masa mendatang. (Yesaya 55:6 Hendaklah kamu mencahari Tuhan sementara lagi boleh mendapat Dia, berdoalah kepadanya sementara lagi Ia hampir.)
Teks mengajarkan bahwa belanja tidak dapat mengenyangkan, sebab kepuas hanya sesaat dan senantiasa memerlukan pengulangan pengeluaran kembali sekalipun kepuasannya dinikmati sesaat saja. Tuhan memberitahukan bahwa di dalam DIA ada sesuatu yang mengenyangkan dengan menyamakan dengan memakan yang baik dan yang lezat. Tuhan mengundang kita untuk datang kepadaNya. (Yesaya 55:1 Hai kamu sekalian yang berdahaga! marilah kepada air, dan kamu yang tiada beruang, marilah, belilah dan makanlah, bahkan, marilah, belilah air anggur dan air susu dengan tiada uang dan dengan tiada harga!) Pemberian yang disediakan Tuhan bukan saja untuk kehidupan jasmani tetapi kebutuhan jiwa dan roh sehingga ada kepuasan yang menyeluruh. Dia ingin agar jiwa Anda segar sekalipun mungkin anggaran belanja di bawah rata-rata pengeluaran lingkungan sekitar. {Yesaya 55:3} Tuhan dapat memberikan kepuasan dan sukacita melampaui akal budi dan pengertian kita bila hubungan kita intim dengan Tuhan Allah, Sang Bapa Pemelihara Jiwa.

No comments:

Post a Comment